Selasa, 25 September 2012

Asuhan Keperawatan Hemodialisa



1.      Pengertian
Hemodialisa adalah suatu proses yang menggantikan secara fungsional pada gangguan fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan atau akumulasi toksin endogen dan eksogen.

2.      Tujuan Hemodialisa
a.       Menunggu fungsi ginjal pulih dan dengan pengobatan atau operasi
b.      Untuk mempertahankan kehidupan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali
c.       Menunggu cangkokan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali.

3.      Indikasi
a.       Hiperkalemia ( K > 7 MEg / Liter )  ® 3,5 – 5,5 MEg/l (N)
b.      Asidosis (pH darah > dari 7,15 gr %)
c.       Ureum darah 200 – 300 mg %
d.      Kenaikan ureum >100 mg %
e.       Anuria lebih 5 hari
f.       KU jelek pada klien penyakit ginjal

4.      Hemodialisis
Hemo              :   Darah
Dialisis            :    Pemisahan / filtrasi
Prinsip hemodialisa yaitu menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat / pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel. Membran ini dapat dilalui yaitu perpindahan air dan zat tertentu (zat sampah). Proses ini disebut dialisis yaitu perpindahan air atau zat / bahan melalui membran semipermeabel.

5.      Proses Hemodialisis
a.       Proses difusi yaitu perpindahan cairan karena perbedaan konsentrasi di darah dan dicairan dialisat
b.      Proses osmosis yaitu perpindahan cairan karena perbedaan osmolitas dalam darah dan dialisat.
c.       Proses ultrafiltrasi yaitu perpindahan cairan yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
Gb              ® Kecepatan aliran darah semakin besar semakin baik.
Blood lines ® Pipa-pipa atau sealng-selang yang mengalirkan darah dari tubuh menuju dializer dan yang dari dialyser ke tubuh. Terdiri dari :
-          arteri blood line / in let /ABL (merah)
-          venous blood line / out let /VBL (biru)
ginjal buatan (dialyser) ®   alat yang digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksik lain dari dalam tubuh, bila fungsi sudah tidak memadai lagi.
Blood pump ®  alat yang menyebabkan darah mengalir dalam sirkulasi darah, besifat ganda yaitu menarik dan mendorong.
Double trap / air trap ®  suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas menahan dan mengamankan gelembung udara dalam sirkulasi darah.
Primming ® Pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah   (ABL + dialyser + VBL)
Konduktivitas ® Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.
TMP (Trans Membran Pressure ) ® Perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan kompatemen dialisat melalui membran. Gunanya untuk penarikan cairan / ultrafiltrasi.


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HEMODIALISA

·         Pengkajian
-          Periksa kembali program HD (permintaan HD)
-          Periksa hasil pemeriksaan laboratorium (ureum, creatinin, asam urat, Hb, …Ht.., elektrolit dan clotting time).
-          Kaji tanda-tanda vital.
a.    observasi apakah ada tanda-tanda syok dan hyporolemia.
b.    Kaji penyebab hipotensi, kehilangan cairan, volume darah berkuran terutama jika Hb dan Ht rendah atau menggunakan obat-obat anti hipertensi).
-          Evaluasi tipe sarana hubungan sirkulasi (vaskular acces)
a.    Keteter vena femoralis
b.    Keteter vena subclavia
c.    Shunt (external arteria venas cannola), setibner
d.   Festula (internal arteria venas fistula) arkino
e.    Tanpa shunt atau fistula : punksi vena dan arteri femoral
f.     Periksa serum elektrolit (Pre HD, Post HD).
g.    Timbang BB sebelum dan sesudah Hb untuk menentukan pengeluaran cairan /penurunan BB.
h.    Pemeriksaan fisik untuk tanda-tanda ggn keseimbangan cairan dan elektrolit mis : edema.
i.      Pemeriksaan Hbs Ag (HAA)
·         Perencanaan
-          Mengeluarkan zat sampah yaitu hasil metabolisme protein seperti ureum, kreatinin, dan asam uraat.
-          Mengeluarkan cairan yang berlebihan (overled).
-          Mempertahankan atau memperbaiki sistem buffer tubuh dan kadar elektrolit di dalam tubuh.
-          Mendorong/menganjurkan pasien merawat diri sendiri.
·         Intervensi /Prosedur
-          Menyiapkan dan memulai HD
-          Mengelola dan penatalaksanaan HD
-          Mengakhiri perawatan secara hubungan sirkulasi
·         Evaluasi yang diinginkan
-          Kadar ureum, kreatinin berkurang dan keseimbangan elektrolit dalm keadaan memuaskan.
-          Kelebihan cairan teratasi (menurun)
-          Bahan-bahan toksik keluar dan status kesehatan pasien membaik.
-          Sarana hubungan sirkulasi tetap baik dan paten
-          Seluruh prosedur dilaksanakan dengan asepsis.
-          Pasien mampu merawat diri sendiri.


MENYIAPKAN DAN MEMULAI HD

·         Menyiapkan mesin HD dan perlengkapannya.
a.  Mesin HD.
      -   listrik
      -   air yang sudah diolah / dimurnikan
      -   filtrasi
      -   surfening
      -   Delanisasi
      -   Reverse osmosis (Ro)
      -   Saluran pembuangan cairan pencuci (drainage)
           Mesin : Rinse
                        Desinfeksi dan pemanasan
                        Dialyse
b.   Sirkulasi Dialisa
Pencampuran dialysat yaitu dialisat pekat (concentrase) dan air yang sudah diolah dengan perbandingan : 1 : 3 s/d 4
      Batch sistem : dialisat sudah dicampur lebih dahulu sebelum HD dimulai.
      Proportianing system : asetat.
Bicarbonat yaitu dialisat pekat dan air yang sudah diolah, dicampur secara otomatis, konstan selama HD oleh pompa proportianing dengan perbandingan campuran dialisat pekat : air = 1 : 34. Campuran ini dipompakan sekali saja kekompartemen dialisat, kemudian dibuang.
      c.   Sirkulasi darah
            Dialise (ginjal buatan)
-            Kapiler (Hallow Fiber)
-            Paralel piate, coil.
Sediaan dialyser : pemakaian pertama (baru) : kering.
Pemakaian ulang (Reuse) sampai 5 kali untuk masing-masing pasien.
-            Selang darah: arteri dan vena (arterial venous blood line) ……..VBL.


PRIMING

Pengisian pertama sirkulasi ekstrakorpureal dengan NaCl.
·         Tujuan
-          Mengisi : filling
-          Membilas : rinsing
-          Membasahi/melembabkan : Soaking.
·         Perlengkapan
-          Dialiser (ginjal buatan)
-          AUBL
-          Acetata
-          Set infus
-          Nacl 0,9 % (2-3 kolf)
-          Spuit 1 cc
-          Heparin
Bila dializer telah bebas dari formalin, dilakukan primming (sama pada dializer baru).


MEMULAI HD

·         Persiapan pasien
-          Timbang BB sebelum HD
-          Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman
-          Ukur TD, Nadi, suhu, dan pernafasan.
-          Observasi kesadaran dan keluhan pasien, berikan perawatan mental.
-          Terangkan secara garis besar prosedur yang akan dilaksanakan.
·         Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Perlengkapan :
- Jarum punksi :     * Jarum mental : AV fistula
                              * Jarum dengan catheter
                              * NaCl 0,9 % untuk  pengenceran
                              * Heparin injeksi
                              * Anastesi local (lidokain, prokain) kalau ada.
                              * Desinfektan (alkohol,lathadine)
                              * klem desinfektan
                              * Bak keecil dan mangkok kecil
     
                              * Duk
                              * sarung tangan, plester 9hepafix)
- Pengalas plastik kecil ukuran ± 40 x 15 cm.
- Wadah pengkur cairan, botol pemeriksaan darah.
Prosedur / data kerja :

·         Poksi Fistula (Cimino)
-          Cuci tangan
-          Pasang sarung tangan.
-          Desinfeksi pada daerah yang akan dipunksi dengan betadine dan alkohol.
-          Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup.
-          Fungsi Outlet (vena) al : masuk darah kedalam tubuh, kalau perlu lakukan anstesi local.
-          Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila dibutuhkan).
-          Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl (dosis awal)
-          Fiksasi pada daerah fungsi dengan hepafix,
-          Funksi in let (fistula) yaitu jalannya keluar darah dari tubuh.
-          Fiksasi dan tutup daerah ke 2 punksi dengan duk tadi.
·         FunksiFemoral
-          Desifeksi daerah lipatan paha dan daerah outlet yang akan dipunksi
-          Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup
-          Fuksi outlet (vena) al : masuknya darah ke dalam tubuh kalau perlu lakukan anastesi lokal.
-          Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl  (dosis awal)
-          Fiksasi pada daerah fungsi dengan hipafix
-          Punksi Inlet (Vena femoralis) yaitu jalan keluarnya darah dari tubuh dengan cara anastesi lokal (mutlak) dengan anatesi filtrasi sambil mencari vena femoralis.
-          Vena vemoralis di punksi secara perkutaneus jarum funksi (AV fistula) ® ukuran 166 x 1 ¼
-          Fiksasi dan tutup daerah ke 2 funksi dan duk tadi.
·         Mengisi / mengalirkan darah ke dalam sirkulasi ekstraktor pureal:
-          Hubungkan HBL dengan Inlet (punksi Inlet/Kanula arteri) ujung ABL dihapusnamakan.
-          Buka klem, AVBL, kanula arteri, klem selang infus ditutup, klem kanula vena tetap tertutup.
-          Daerah dialirkan dalam sirkulasinya dengan menggunakan pompa darah    (Qb  :  100 cc/l) atau sesuai toleransi klien dan cairan primming terdorong keluar.
-          Cairan primming di wadah pengukur
-          Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan pada burble tiap VBL.
-          Popa darah dimatikan kembali dengan Qb + 1500cc/mnt.
-          Fiksasi kanula arteri dan vena. AVBL (tidak mengganggu pergerakan)
-          Hidupkan pompa heparin.
-          Buka klem selang monitor tekanan (arterial dan venas pressure)
-          Hidupkan detektor udara.
-          Ukur TD, N, P
-          Observasi kesadaran dan keluhan pasien.
-          Cek mesin dan sirkulasi dialysis.
-          Program HD
-          Lakukan pencatatan  (Isi formulir HD)
-          Rapikan peralatan.

CATATAN
·         Pada awal pengisian sirkulasi dengan darah, sebaiknya posisi dialyser dibalik, setelah bebas udara, dialiser dikembangkan ke posisi sebenarnya.
·         Sebelum menghubungkan VBL (dengan kanula vena, udara harus dikeluarkan lebih dahulu dialysis dari kedua sisi).
·         Burble trop dipertahankan ¾ bagian .
·         Jumlah cairan primming yang dilakukan,  disesuaikan dengan kebutuhan.


PENATALAKSANAAN SELAMA HD (HEMODIALISA)

A. Memprogramkan HD
-  Lama HD
-  Qb (Quick blood) kecepatan aliran darah ; 150 ml/mnt – 300 ml/mnt.
-  Qd (Quick dializer) kecepatan dializat ; 400 ml/mnt – 600 ml/mnt.
-  Temperatur dializat = 36,50C – 400C
-  konduktivitas = 13,4
-  TMP (Trans Membrana Pressure) dan UPR (ultrapiltration Rate)
-  Hepatinisasi
-  Pemeriksaan Lab, EKG, dll.
-  Pemberian obat-obatan, transfusi, dll.
B. Pengamatan.
     a.    Pasien.
            - TTV (Tensi, N, S, P, Kesadaran)
            - Fisik
            - Perdarahan
            - Sarana hubungan sirkulasi
            - Posisi dan aktivitas
            - Keluhan dan komplikasi HD
            - Berat badan.
     b.    Mesin HD (Hemadialisa)
            - Qd
            - Qb
            -  Temperature protap 36,50C – 370C
-  Konduktivitas protap 13,4
-  Monitoring tekanan/pressure
-  Festula pressure
-  Arterial pressure
-  Vena pressure : perbandingan tekanan arteri dan vena
-  Delta pressure
-  Heparinisasi
-  Detektor
-  Sirkulasi darah
-  Jarum punksi / kanula
-  AVDL : bubble trup., sambungan-sambungan,.klem,
-  Dializer bocor, beku , udara,posisi.
-  Set infus dan kolf NaCl
-  Fiksasi
-  Posisi.
-  Sirkulasi dialisat.
-  Wadah/tempat dialisat, jumlah dan isi
-  Selang dialisat (Inlet dan Outlet)
-  konektor

MENGAKHIRI HD

a.   Pesiapan alat
-  Kain kasa / gaas steril
-  Plester / hipafix
-  Verband gulung (deep)
-  Alkohol dan betadine
-  Antibiotik
-  Bantal pasir (pada punksi famoral)
b.  Cara kerja HD (Hemodialisa)
1.  5 menit sebelum HD berakhir
      - db diturunkan sekitar 100 cc/menit
      - VfR = C
2.  Ukur TD, V
3.  Blood pump  stop.
4.  Ujung ABL diklem ® jarum inlet dicabut ®bekas punksi inlet ditekan
5.  Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6.  Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan didorong NaCl sambil Qb jalan
7.  Setelah darah masuk ke dalam tubuh blood dop, ujung VBL diklem
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan dengan kasa steril yang   diberi betadine
9. Bila perdarahan pada bekas punksi outlet dan inlet sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet dan outlet dengan antibiotik, lalu tutup dengan kain kasa steril pasang verband
10. Ukur TD, nadi, suhu, pernafasan
11. Timbang BB
12.  Isi formulir HD
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar